Metro independen – Warga Desa Nyawangan, Kecamatan Kras, Kediri dikagetkan dengan kematian Endang Widyawati (42). Endang ditemukan dalam kondisi bersimbah darah di dalam kamarnya.
Pihak keluarga korban curiga dengan rumah korban yang tertutup, namun motor ada di luar teras. Keluarga korban sekitar pukul 09.00 WIB, kemudian menyuruh Jalil (48) mencongkel pintu rumah Endang.
Setelah pintu terbuka, Jalil dan keluarga kaget saat menemukan Endang sudah tidak bernyawa dalam kondisi mengenaskan. Jenazah Endang ditemukan dalam kondisi terlentang dengan luka sayat pada bagian leher di sebuah kamar. Endang mengenakan baju tidur warna putih.
Polisi memastikan Endang menjadi korban pembunuhan. Indikasinya kuat, ada sejumlah luka yang ditemukan pada tubuh Endang. “Ini kami pastikan korban merupakan korban pembunuhan, ditemukan ada luka sayatan benda tajam,” ujar Kasat Reskrim Polres Kediri AKP Ambuka Yudha Hardi Putra.
Ambuka mengatakan waktu kematian korban diperkirakan 12 jam sebelum korban ditemukan. Total ada tiga luka sayatan yang ditemukan polisi yakni di bagian leher depan, di perut bagian pinggang kiri dan kanan, serta pada bagian tangan sebelah kiri. Tepatnya di antara sela jari kelingking dan jari manis.
“Ada beberapa luka sayatan ya, tadi ada 3 luka. Di bagian leher, bagian pinggang kiri dan kanan serta pada bagian tangan kiri berada di antara jari kelingking dan jari manis,” imbuh Ambuka.
Polisi belum tahu siapa pelaku pembunuhan Endang. Namun kasak kusuk tetangga menyebut bahwa pelaku pembunuhan adalah Ahmad Zaeni (50), suami Endang. Zaeni juga meghilang, tidak berada di rumah.
Seorang perangkat desa setempat Sukamto (55) yakin sang pembunuh adalah Zaeni. Menurut Sukamto, rumah tangga korban sudah lama tidak harmonis.
Pria yang sering disapa Mbah Wo ini menambahkan, Zaeni merupakan pegawai pabrik gula yang ada di Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri. Zaeni dan Endang kerap cekcok masalah asmara.
“Pelakunya ini suaminya. Sekarang lari. Ini kan keluarga sudah tidak harmonis sejak lama, tidak kondusif lah bahasanya, bahkan dulu istrinya pernah semacam dijebak lewat HP suaminya sendiri. Kemungkinan karena cemburu yang keterlaluan,” kata Sukamto.
Menanggapi dugaan itu Ambuka menganggap terlalu dini untuk menyebutkan pelaku. Terlebih karena pihak kepolisian masih menyelidiki dan menginterogasi sejumlah saksi. Mulai dari keluarga, teman korban hingga tetangga.
Polisi ingin mengetahui seperti apa keseharian korban dalam berinteraksi dengan tetangga dan para saksi. Dari situ pihak berwajib perlahan akan mengungkap teka-teki pembunuhan tersebut.
“Terlalu dini untuk menjelaskan dan menyebut pelaku adalah suaminya. Kami saja masih menyelidiki kasusnya, memeriksa sejumlah saksi dari keluarga, teman korban dan tetangga. Dari hal tersebut nantinya kami akan dapat mengungkap kasus ini,” tandas Ambuka.( team )