Metro independen – Jakarta lmuwan di dunia ini sepakat kalau perokok lebih rentan kena COVID-19. Namun data pasien corona cuma sedikit yang merokok. Apakah kebal?
Secara umum, para perokok berisiko lebih tinggi kena COVID-19 karena bulu tipis pada saluran pernapasan dan paru-paru untuk menyaring patogen, biasanya rusak karena zat beracun dari rokok. Namun kalau ditanya, berapa perokok yang dirawat di RS, jawabannya mengejutkan.
Dari Daily Mail Inggris, Rabu (13/5/2020) ada riset yang dilakukan Dr Nicola Gaibazzi di Parma, Italia. Diungkap bahwa dari 441 pasien COVID-19 yang dirawat di RS, hanya 5 persen yang perokok. Artinya, 95 persen pasien adalah bukan perokok atau mantan perokok.
Tapi, dari pasien COVID-19 yang merokok tersebut, risiko kematiannya tinggi. 47 Persen pasien COVID-19 yang merokok meninggal. Sedangkan kematian pasien COVID-19 yang tidak merokok adalah 35 persen dan kematian mantan perokok 31 persen.
Jika dirangkum, kesimpulan riset itu adalah meskipun perokok rentan terhadap virus Corona, hanya sedikit sekali pasien COVID-19 yang merokok. Namun sekalinya kena virus Corona, hampir separuhnya meninggal.
“Studi ini berguna karena ada dugaan perokok mungkin membawa semacam mekanisme perlindungan dari infeksi SARS-CoV-2 yang bergejala,” kata Gaibazzi.
Riset ini sudah diterbitkan di jurnal MedRxiv yang artinya masih dalam proses uji kebenaran. Namun, studi dari University College London (UCL) menunjukkan data yang mirip.
David Simmons dan tim membandingkan 28 studi dengan 23.000 perokok yang kena COVID-19 di China, Amerika, Korea Selatan, Prancis dan Inggris. Hasilnya, dari populasi perokok di negara-negara itu, yang kena COVID-19 cuma 10-25 persen, kecuali Korea Selatan yang hampir seluruh perokoknya kena COVID-19.
Namun lagi-lagi data menunjukan, 43 persen perokok yang akhirnya kena COVID-19, sakitnya lebih parah daripada yang tidak merokok. Profesor Linda Bauld dari University of Edinburgh menduga nikotin menghalangi virus tapi dengan cara yang buruk juga.
Virus Corona masuk ke sel tubuh manusia lewat struktur reseptor ACE-2. Namun pada perokok, reseptor ACE-2 ini habis duluan digerus nikotin.
“Mungkin perokok lebih tidak kena kondisi itu karena nikotin. Tapi yang penting dalam riset UCL, ketika perokok ini kena COVID-19, akibatnya jauh lebih buruk,” kata Bauld.( Team,red )