Jakarta – Pertemuan antara Ketum Gerindra Prabowo Subianto dan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri disebut Gerindra legawa melepas kursi Ketua MPR. Ketua DPP PDIP Puan Maharani mengatakan Prabowo dan Megawati memang berkomunikasi dengan rutin.
“Saya nggak tahu ada pertemuan atau tidak. Tapi yang pasti bahwa silaturahmi dan komunikasi antara Ibu Mega dan Pak Prabowo selalu dilakukan,” kata Puan di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (4/10/2019).
Puan hanya mengatakan komunikasi sang ibunda dengan Prabowo memang selalu terjalin. Namun, dia enggan menjelaskan melalui apa komunikasi itu dilakukan.”Kan katanya Pak Muzani lewat Jakarta,” ujarnya.
Sebelumnya, Gerindra legawa melepas kursi Ketua MPR dan bersepakat politikus Golkar Bambang Soesatyo (Bamsoet) yang memimpin. Keputusan tersebut diambil setelah Prabowo berkomunikasi dengan Megawati.
Awalnya, Gerindra memang mengusulkan Ahmad Muzani untuk menjadi Ketua MPR. Namun 8 fraksi dan DPD memberikan suara kepada Bamsoet.
Sidang paripurna pemilihan Ketua MPR sempat diskors karena Fraksi Gerindra lebih dulu bicara dengan Prabowo. Ternyata, Prabowo sudah lebih dulu berbicara dengan Megawati.
“Untuk kepentingan lebih besar kepentingan persatuan kesatuan kami mengedepankan musyawarah mufakat dan hasil konsultasi Prabowo dengan Megawati,” kata Ketua Fraksi Gerindra di MPR Riza Patria saat sidang paripurna di gedung parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (3/10).
Muzani kemudian menjelaskan soal komunikasi itu. Muzani menjelaskan, dalam komunikasi tersebut, Prabowo meminta Megawati memberikan dukungan kepada Fraksi Gerindra dalam memperebutkan kursi Ketua MPR. Prabowo, kata dia, menyampaikan kepada Megawati perlunya keseimbangan politik dalam nasional.
“Komunikasi dimaksud tentang perihal Ketua MPR di mana Pak Prabowo meminta kepada Ibu Mega agar diberikan kepada Gerindra. Pak Prabowo meminta Ibu Mega kalau memungkinkan PDIP mau memberikan support dan dukungan kepada kader Gerindra menjadi Ketua MPR,” ujarnya.
“Bu Mega terus terang, agak sulit untuk menolak ini, tetapi bagaimana cara menerima ini karena proses sudah berlangsung hampir matang begitu sehingga agak sulit untuk berputar ke belakang. Karena itu, Ibu Mega memohon pengertian Pak Prabowo agar bisa menerima proses ini dengan baik dan menjaga MPR dengan musyawarah untuk mufakat. Meskipun Ibu Mega sepenuhnya menyerahkan keputusan ini kepada Prabowo kemudian sebagai partai yang mandiri,” sambung Muzani.( team )